Sejarah
Martha Tilaar Group
dipelopori oleh DR. (H.C.) Martha Tilaar pada tahun 1970 dengan membuka sebuah
salon kecantikan Martha di kediaman orangtuanya, Yakob Handana, di Jalan Kusuma
Atmaja No.47 Menteng, Jakarta Pusat.
Berikut perkembangan
Martha Tilaar Group dari masa ke masa:
- Tahun 1970.
DR. Martha Tilaar memulai usahanya di garasi kediaman orangtuanya, Yakob
Handana, di Menteng, Jakarta Pusat.
- Tahun 1972.
Pembukaan salon kecantikan kedua DR. Martha Tilaar, yaitu Martha Griya
Salon di Menteng. Di salon inilah, untuk pertama kalinya perawatan
kecantikan tradisional berbasis tanaman herbal dan bisnis kecantikan
dimulai.
- Tahun 1977. PT
Martina Berto didirikan oleh DR. Martha Tilaar bersama mitra usaha yaitu
Bernard Pranata (almarhum) dan Theresia Harsini Setiady.
- Tahun 1977.
Bekerjasama dengan Theresia Harsini Setiady yang merupakan pendiri Kalbe
Group, PT Martina Berto meluncurkan brand Sariayu sebagai
produk kecantikan dan jamu modern.
- Tahun 1981.
PT Martina Berto mendirikan pabriknya sendiri di kawasan industri
Pulogadung.
- Tahun 1983.
PT Martina Berto kembali mendirikan pabrik keduanya di Pulogadung.
- Tahun 1983.
Di tahun yang sama, PT SAI Indonesia yang sebelumnya adalah PT Sari Ayu
Indonesia didirikan untuk mendukung PT Martina Berto dalam
mendistribusikan produk-produk kosmetiknya.
- Tahun 1988-1990. PT
Martina Berto melahirkan merek-merek kosmetika baru seperti Cempaka, Jamu
Martina, Pesona, Biokos Martha Tilaar, Caring Colours Martha Tilaar, dan
Belia Martha Tilaar.
- Tahun 1993-1995.
Terjadi proses akuisisi oleh sejumlah perusahaan ke dalam PT Martina
Berto.
- Tahun 1996. PT
Martina Berto menjadi pabrik kosmetika pertama di Indonesia yang
mendapatkan sertifikat mutu ISO 9001.
- Tahun 1999.
PT Martina Berto membeli saham Kalbe Group, dan sejak saat itu Kalbe Group
sepenuhnya berada di bawah manajemen Martha Tilaar Group.
- Tahun 2000. PT
Martina Berto mendapatkan sertifikat ISO 14001.
- Tahun 2001-2009. PT
Martina Berto menambahkan merek-merek baru di segmen pasar berbeda, yaitu
Professional Artist Cosmetics (PAC), Dewi Sri Spa, Jamu Garden dan
sebagainya.
- Tahun 2010. Martha
Tilaar Group memasuki usia 40 tahun.
- Tahun 2011.
PT Martina Berto menjadi PT Martina Berto Tbk.
- Tahun 2011. Martha
Tilaar Group terpilih menjadi salah satu dari 55 perusahaan dunia yang
menjadi anggota Global Conpact Lead PBB di Davos, Switzerland.
- Tahun 2012. PT
Martina Berto Tbk menerima penghargaan sebagai Pioneer in Technology dari
Kementrian Industri, yang diserahkan oleh Presiden RI, Susilo Bambang
Yudhoyono.
- Tahun 2012. PT
Martina Berto Tbk mendapat penghargaan dalam Asia Responsible
Entrepreneurship Awards 2012 untuk kategori Green Leadership.
Kini, Martha Tilaar
Group terdiri atas PT Martina Berto Tbk, PT
Cedefindo (strategi pemasaran dan produksi), PT SAI Indonesia(distributor
produk-produk Martha Tilaar Group), PT Martha Beauty Gallery (pelayanan
konsultasi dan pendidikan kecantikan, seperti Puspita Martha School of
Beauty), Martha Tilaar Spa, Cipta Busana, Art
and Beauty Martha Tilaar, PT Cantika Puspa Pesona (manajemen
waralaba domestik dan internasional untuk Martha Tilaar Salon Day Spa, Easter
Garden Spa Martha Tilaar), PT Creative Style (perusahaan
agensi periklanan), PT Kreasi Boga (agensi tenaga kerja), dan PT
Mahligai Citra Bangsa (jasa wedding organizer dan produksi
majalah).
Visi
& Misi perusahaan
Visi : Menjadi
perusahaan kosmetik dunia terdepan dengan nuansa ketimuran dan alami yang
memanfaatkan penelitian, pengembangan riset dan teknologi modern untuk
memberikan nilai tambah pada konsumen.
Misi : Mengoperasikan
sebuah perusahaan kelas dunia dalam bidang kosmetik dan industri terkait
berdasarkan inovasi, yang akan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan
sumber daya manusia dengan konsep bisnis dan manajemen modern yang sesuai untuk
orang-orang Asia.
Pilar
Terinspirasi oleh nilai
dan budaya Timur, Founder dan Chairwoman Martha Tilaar Group, DR. (H.C.) Martha
Tilaar, selalu memiliki semangat untuk terus menggali kekayaan alam dan budaya
Indonesia untuk mempercantik wanita Indonesia dan dunia. Semangat tersebut
dituangkan dalam 4 Pilar Martha Tilaar Group yang menjadi landasan dalam setiap
kegiatan grup perusahaan dan setiap unit bisnis yang dijalankan Martha Tilaar
Group.
4
pilar
tersebut terdiri dari:
1. Beauty culture
: Martha Tilaar Group begitu peduli pada kelestarian budaya Indonesia,
dan kepedulian ini diwujudkan lewat penciptaan rangkaian warna tata rias Trend
Warna Sariayu setiap tahun. Sejak tahun 1987, Trend Warna Sariayu telah menjadi
barometer dan kiblat tata rias wanita Indonesia. Selain dengan hadirnya Trend Warna
Sariayu, peran serta dan dukungan Martha Tilaar Group dalam industri kreatif
dan budaya Indonesia, salah satunya seperti yang terlihat pada ajang Jember
Fashion Carnaval (JFC) dan penggunaan konsep SPA Indonesia sebagai
sarana melepas lelah serta menyegarkan pikiran dan tubuh, menjadi wujud
penerapan Beauty Culture.
2.
Beauty
education : Martha Tilaar Group yakin, berbagi ilmu pada
masyarakat yang tertarik pada dunia kecantikan menjadi salah satu upaya
mempercantik wanita Indonesia dan dunia. Karena itu, Martha Tilaar Group terus
berbagi pendidikan kecantikan dengan mendirikan lembaga belajar, mengadakan beauty
class, hingga bekerjasama dengan instansi pendidikan dan pemerintah dalam
memperluas wawasan masyarakat, khususnya wanita Indonesia, mengenai kecantikan
alami. Puspita Martha International Beauty School, diharapkan tidak
hanya dapat menciptakan tenaga terampil profesional yang mampu menghasilkan
pekerjaan bagi dirinya sendiri, tetapi juga mampu menciptakan lapangan
pekerjaan bagi orang lain.Beauty Class yang meliputi langkah demi
langkah tata rias yang baik dan benar, motivasi, kepribadian, tata busana,
serta jiwaenterepreneurship. Martha Tilaar Group juga bekerjasama dengan
Universitas Indonesia mendirikan Magister S2 Herbal UI agar
Indonesia sebagai negara dengan kekayaan alam terbesar kedua setelah Brazil
memiliki industri herbal yang maju dan menghasilkan devisa negara. Dan sejak
tahun 2007 menyelenggarakan Martha Tilaar Innovatin Center (MTIC) Award yang
bekerjasama dengan Kementrian Riset dan Teknologi dan didukung oleh Sariayu,
yaitu sebuah penghargaan bagi kegiatan penelitian dan karya tulis mengenai
riset berbahan alam yang bermanfaat bagi dunia kecantikan dan kesehatan, yang
tetap memperhatikan prinsip-prinsip ramah lingkungan.
3.
Beauty
green : Kecantikan sejati terpancar dari dalam hati. Dan salah
satu wujud hati yang cantik adalah hati yang memiliki kepedulian pada
lingkungan sekitar. Meyakini hal tersebut, Martha Tilaar Group pun berkomitmen
untuk ikut menjaga dan melestarikan lingkungan hijau untuk kehidupan yang lebih
baik denngan membangun Kampoeng Djamoe Organik (KaDO) pada
tahun 1997.
KaDO merupakan sebuah lahan konservasi bagi tanaman obat, kosmetik, dan aromatik
(TOKA) khas Indonesia yang dibangun di atas lahan hijau seluas 10 hektar di tengah
kawasan industri Cikarang. Langkah visioner DR. (H.C.) Martha Tilaar terhadap
lingkungan ini mendapat perhatian dari PBB dan mendapatkan pernghargaan dari United Nation Global Compact. Tidak hanya menjadi
tempat wisata yang dapat dikunjungi masyarakat, KaDO juga memberikan Pelatihan Petani Organik Seluruh Indonesia dari
seluruh provinsi Indonesia dan membekali petani dengan pendidikan dan praktek
langsung mengenai organic farming, mulai dari pengolahan tanah, pembibitan,
panen, hingga produksi dan pendistribusiannya.
Martha Tilaar Group juga mengimplementasikan Green Science. Green Science merupakan
sebuah konsep dari produk Sariayu Putih Langsat yang mencakup 4 hal, yang
memperhatikan kelestarian lingkungan, yaitu Green Resources (penggunaan
bahan dasar alami), Green Development (proses
pengembangan ramah lingkungan), Green Process (
proses produksi yang aman, efisien, dan ramah lingkungan), dan Green Output (hasil produk yang aman dan ramah
lingkungan).
Martha Tilaar Group juga berkomitmen mengajak masyarakat untuk turut
melakukan Pelestarian Bumi Bersama WWF Indonesia,
di mana untuk setiap pembelian produk Sariayu Trend Warna, konsumen turut
berkontribusi dalam pelestarian alam Indonesia.
4.
Empowering woman : Martha Tilaar Group memiliki program
pemberdayaan wanita lewat beragam dukungan dan pelatihan, diantaranya melalui
program Jamu Gendong yang memberi pelatihan bagi para wanita
yang berprofesi sebagai penjual jamu gendong, programWanita Terampil Mandiri yang
memberi pelatihan bagi para wanita di daerah pasca bencana, program Miss
Indonesia yang merupakan ajang pencarian role model bagi
generasi muda yang cantik, cerdas, dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi,
serta program Balisari Spa Training Center yang merupakan
pusat pelatihan terapis spa profesional di kawasan Kuta, Bali, yang bertujuan
memberdayakan wanita muda agar terhindar dari women trafficking yang
banyak terjadi di daerah miskin dan tertinggal.
Untuk menganalisis kondisi atau keadaan manajemen PT Martha tilaar group
sekarang ini maka digunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah suatu bentuk
analisis situasi dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis
terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (weakness) suatu
organisasi dan kesempatan-kesempatan (Opportunities) serta ancaman-ancaman
(threat) dari lingkungan untuk merumuskan strategi organisasi.
Berikut ini adalah Analisis SWOT PT
Martha tilaar group :
·
Strength
1)
Brand image yang terkenal
2)
Kualitas produknya sudah teruji dengan
baik
3)
Trend-setter tata rias Indonesia dengan
variasi produk yang luas
4)
Saluran distribusi yang baik.
·
Weakness
1)
Struktur organisasi perusahaan yang
sering berubah-ubah
2)
Sistem informasi korporasi yang belum sepenuhnya terintregrasi
3)
Transparansi perusahaan kepada publik
yang masih belum terbuka
4)
Seluruh fasilitas produksi berada di
pulau jawa
·
Opportunities
1)
Perluasan pangsa pasar ke luar negri
2)
Pertumbuhan ekonomi regional yang mulai
membaik
3)
Perkembangan infrastruktur teknologi
informasi dan komunikasi
4)
Perubahan perilaku yang lebih emosional
dari konsumen
·
Threats
1)
Ancaman persaingan produk sejenis
2)
Perekonomian Indonesia yang masih dalam
keadaan lemah
3)
Potensi dari kerawanan pada keamanan
komputer, jaringan dan transaksi
4)
Pola konsumsi dari konsumen yang berubah
dari need-based ke expectation-based.