Selasa, 26 Maret 2013

Hobby and Passion




Nama saya Diah eka wulandari, disini saya akan menceritakan beberapa hobi atau kegemaran saya selama ini. Serta saya akan menceritakan satu passion terbesar saya selama ini. Saya memiliki hobi mendengarkan music berbagai genre, karena menurut saya music adalah salah satu pembangkit mood terbesar dikala saya sedang mengalami kebosanan. Selain saya suka dengan mendengarkan berbagai macam jenis music, saya juga suka untuk menyanyikan lagu-lagu tersebut. Menyanyi juga salah satu hobi saya, tetapi untuk menyanyi untuk dihadapan orang banyak saya masih malu-malu,karena menurut saya,saya hanya memiliki suara yang biasa-biasa saja. Selain mendengarkan music dan bernyanyi saya juga memiliki sebuah passion terbesar saya yaitu menjadi traveler.
Sebenarnya ini bukan termasuk hobi, melainkan passion terbesar saya untuk dapat keliling ke beberapa negara dan menjadi seorang traveler atau yang sering disebut dengan orang yang suka berwisata ke berbagai tempat. Untuk sekarang ini passion terbesar saya ini belum dapat saya realisasikan karena saya masih menjadi seorang mahasiswi dan belum mempunyai cukup dana untuk berkeliling ke berbagai daerah atau negara-negara luar yang ada. Banyak sekali negara-negara besar yang sangat saya ingin kunjungi, seperti contohnya negara negara eropa yang memiliki begitu banyak pemandangan indah disekelilingnya.
Serta beberapa negara timur tengah yang penuh akan unsur budaya ketimuran yang sangat saya ingin kunjungi. Mungkin sekarang ini passion terbesar saya belum dapat saya wujudkan, namun semoga saja kelak setelah saya lulus telah menjasi S.psi dan mempunyai pekerjaan tetap dan mempunyai penghasilan sendiri, saya akan menyisihkan uang saya dan akan saya tabungkan untuk bekal menjadi seorang traveler. Karena sebenarnya saya tahu, bahwa menjadi seorang traveler itu membutuhkan uang yang cukup banyak untuk berpergian ke berbagai tempat.

Kamis, 14 Maret 2013

Legenda Sangkuriang

Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara pergi berburu. Di tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun caring (keladi hutan). Seekor babi hutan betina bernama Wayungyang yang tengah bertapa ingin menjadi manusia meminum air seni tadi. Wayungyang hamil dan melahirkan seorang bayi cantik. Bayi cantik itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati. Banyak para raja yang meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima.
Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas permitaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si Tumang. Ketika sedang asyik bertenun, toropong (torak) yang tengah digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi. Dayang Sumbi akhirnya melahirkan bayi laki-laki diberi nama Sangkuriang.
Ketika Sangkuriang berburu di dalam hutan disuruhnya si Tumang untuk mengejar babi betina Wayungyang. Karena si Tumang tidak menurut, lalu dibunuhnya. Hati si Tumang oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, kemarahannya pun memuncak serta merta kepala Sangkuriang dipukul dengan senduk yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga luka.
Sangkuriang pergi mengembara mengelilingi dunia. Setelah sekian lama berjalan ke arah timur akhirnya sampailah di arah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi, tempat ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenal bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi - ibunya. Terminological kisah kasih di antara kedua insan itu. Tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah puteranya, dengan tanda luka di kepalanya. Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.
Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur, tunggul/pokok pohon itu berubah menjadi gunung ukit Tanggul. Rantingnya ditumpukkan di sebelah barat dan menjadi Gunung Burangrang. Dengan bantuan para guriang, bendungan pun hampir selesai dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi bermohon kepada Sang Hyang Tunggal agar maksud Sangkuriang tidak terwujud. Dayang Sumbi menebarkan irisan boeh rarang (kain putih hasil tenunannya), ketika itu pula fajar pun merekah di ufuk timur. Sangkuriang menjadi gusar, dipuncak kemarahannya, bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro dijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di Gunung Putri dan berubah menjadi setangkai bunga jaksi. Adapun Sangkuriang setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan Ujung berung akhirnya menghilang ke alam gaib (ngahiyang).

Sangkuriang adalah legenda yang berasal dari Tanah Sunda. Legenda tersebut berkisah tentang terciptanya danau Bandung, Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang, dan Gunung Bukit Tunggul. Dan berbagai cerita menarik yang patut disimak dari legenda tersebut adalah kisah cerita cinta antara anak dan ibunya.Legenda Sangkuriang awalnya merupakan tradisi lisan. Rujukan tertulis mengenai legenda ini ada pada naskah Bujangga Manik yang ditulis pada daun palem yang berasal dari akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16 Masehi. Dalam naskha tersebut ditulis bahwa Pangeran Jaya Pakuan alias Pangeran Bujangga Manik atau Ameng Layaran mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan pulau Bali pada akhir abad ke-15. Setelah melakukan perjalanan panjang, Bujangga Manik tiba di tempat yang sekarang menjadi kota Bandung. Dia menjadi saksi mata yang pertama kali menuliskan nama tempat ini beserta legendanya.

Legenda ini termaksud ke dalam cerita rakyat yang berasal dari tanah sunda.


 sumber : id.wikipedia.org